🔮 Arti Kata I Tibar

Katakata “judi” secara umum merujuk pada lokasi gunung tertentu, sedangkan kata-kata itu memiliki arti “tempat yang tinggi atau bukit”. Karenanya, hendaknya jangan dilupakan bahwa di dalam al-Qur’an , “judi” bisa jadi tidak digunakan sebagai nama bagi gunung tertentu, akan tetapi untuk menunjukkan bahwa perahu telah terdampar dan Sementaraitu, kata al-nas dipakai Al-quran untuk menyatakan adanya sekelompok orang atau masyarakat yang mempunyai berbagai kegiatan untuk mengembangkan kehidupan. Antara lain: tetapi kemudian dikatakan tempat itu sendiri memiliki pengertian tingkatan manakala di-I’tibar-kan dengan anak tangga yang bertingkat-tingkat, yang tidak Berbagaiderivat kata itu berkali-kali digunakan dalam Alquran untuk menunjukkan kemampuan manusia melihat makna di balik gejala. Dalam surah Yusuf (12) ayat 43, Alquran menggunakannya untuk kemampuan mena’wilkan atau mena’birkan mimpi (تعبير). Metode ‘perlintasan’ yang disebut dengan ibrah dan i’tibar ini perlu dipegang Sebagianulama menyamakan kedua kata itu dengan tingkat keenam. Hadits pada tingkatan keenam hanya bisa dijadikan i’tibar, tidak bisa ditulis atau disampaikan apalagi dijadikan hujjah. Tingkatan lafal jarh, para ulama muhadditsin juga membaginya menjadi enam. Urutan yang pertama lebih mendekati ta’dil daripada tingkatan-tingkatan Itibar sifat Qohar dan Kamal Serba Empat yang ketiga dijelaskan oleh Syekh Abdul Jalil, dengan menjelaskan Malaikat-malaikat tertentu yaitu Jibril, Mikail, Izrail dan (Karena sudah saya tanyakan pada orang-orang Banjar sendiri, bahwa tidak ada istilah itu)., yang kata itu berasal dari bahasa Jawa yaitu,` Kelir dipasang di atas gedang alGhazali^ kata ijtihad ini hanya dapat dipergunakan pada hal-hal yang mengandung kesulitan dan banyak memerlukan tenaga, seperti dalam kalimal: bersungguh-sungguh mencurahkan tenaga untuk mengangkat batu penggilingan itu). Oleh karena itu kata ijtihad tidak bbleh dipergunakan pada kalimat: ^r'>i (Dia mencurahkan tenaga untuk mengangkat Consultant3 thn. tafakur berasal dari kata fikir. Bertafakur berarti usaha memikirkan sesuatu yg belum terjawab. Masdar. Tahu Arab Penulis punya 338 jawaban dan 206,6 rb tayangan jawaban 3 thn. Tafakkur artinya berpikir, merenung. Mohamad Agus. Guru (2011–saat ini) Penulis punya 87 jawaban dan 413,9 rb tayangan jawaban 2 thn. Terkait. 1Tsiqah Secara Bahasa dan Istilah. Tsiqat berasal dari kata kerja watsiqa yatsiqu yang berarti “mengikat, meneguhkan dan mempercayai (orang lain dalam memegang amanat).”. Dari kata ini, lahir kata mitsaq yang bermakna “ikatan perjanjian yang sangat kokoh.”. Seorang laki-laki (atau perempuan) tsiqat artinya “orang yang kokoh dan 1 Persiapan. Dalam epistemologi irfani, untuk bisa menerima limpahan pengetahuan (kasyf), seseorang harus menempuh jenjang-jenjang kehidupan spiritual. Setidaknya ada tujuh tahapan yang harus dijalani, mulai dari bawah menuju puncak, ketujuh tahapan itu adalah: · Taubat, yakni meninggalkan segala perbuatan yang kurang baik disertai dengan . Kamus Kata baku indonesia » i’tibar - iktibari’tibar - iktibarpertimbangan; pengajaranBerikut ini adalah Informasi kata baku dari i’tibar - iktibar yang berarti pertimbangan; download gambar Tekan gambar di atas beberapa detik sampai muncul menu, kemudian pilih save atau download gambar Tak satu pun dari peristiwa yang mengitari kita terlepas dari itibâr. Itibâr berasal dari kata ibr atau ibrah, yang bermakna “jembatan penyeberangan”. Jadi, itibâr bermakna “menjadikan sesuatu sebagai penyeberangan”. Jika peristiwa-peristiwa yang kita hadapi disebut sebagai itibâr, maka peristiwa itu merupakan media yang menyampaikan kita kepada suatu pengetahuan, sehingga kita paham terhadap makna yang ada di balik peristiwa itu. Kita sering menganggap sesuatu itu buruk, padahal dia tak lebih hanya sebagai itibâr bagi kita agar kita memahami apa yang ada di balik itu. Misalnya, rasa sakit yang kita rasakan di kepala. Rasa sakit itu adalah itibâr, karena dia adalah sebagai media yang menyampaikan kepada kita bahwa telah terjadi suatu kelainan pada kepala kita, sehingga kita berusaha untuk mengobatinya supaya sembuh. Laksana jarum-jarum petunjuk pada mobil yang berfungsi memberitahukan kepada pengemudi volume bahan bakar, oli, air, dan sebagainya. Jadi, segala peristiwa yang mengitari kita merupakan isyarat bahwa ada suatu kelainan pada diri kita. Benarlah apa yang dikatakan oleh Syekh al-Akbar Ibn Arabî, sufi abad ke-7 H, bahwa manusia adalah miniatur jagat besar makrokosmos ini. Segala kualitas yang ada pada alam raya terdapat pula pada manusia. Oleh sebab itu, jika terdapat suatu kelainan pada diri manusia, dia akan cepat-cepat tahu melalui isyarat dari alam raya. Orang yang paling sukses adalah orang yang paling mengerti tentang isyarat itu. Akan tetapi, isyarat itu hanya dipahami oleh orang yang memiliki ketajaman mata hati dan ketajaman nalar. Segala ibadah yang kita lakukan bertujuan untuk menjadikan kita orang bertakwa. Tentang puasa misalnya, Allah menegaskan Hai orang-orang yang beriman, difardhukan atas kamu melaksanakan puasa sebagaimana difardhukan atas orang-orang yang sebelum kamu, supaya kamu bertakwa al-Baqarah [2] 183. Dengan ketakwaan, kita akan mendapatkan kecerahan mata batin kita. Lalu, dengan mata hati yang tercerahkan itu kita mampu menjadikan segala sesuatu yang mengitari kita sebagai itibâr, dapat membedakan yang benar dari yang batil dan yang baik dari yang buruk. Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberimu furqân dan menghapus segala kesalahanmu al-Baqarah [2] 183. Yang dimaksud dengan furqân dalam ayat di atas—menurut ahli tafsir, al-Thabarî—ialah ketajaman dan kecerahan batin, sehingga seseorang mampu melihat yang benar itu benar dan yang salah itu salah, yang baik adalah baik dan yang buruk adalah buruk. Tanpa ketajaman dan kecerahan batin, kita tidak pernah dapat memetik itibâr dari apa yang kita alami. Dalam dunia iptek yang serba canggih dewasa ini, kita sering berbangga dengan penemuan-penemuan mutakhir, kita berbangga dengan akal atau intelek. Memang akal memiliki kemampuan untuk menalar, berargumentasi, dan menarik kesimpulan. Akan tetapi, daya akal tidak dapat bekerja dengan baik tanpa kejernihan kalbu. Kita lihat sekarang, negeri yang kita cintai ini memiliki jutaan sarjana dan pemikir dalam berbagai bidang pengetahuan, tetapi tak banyak yang dapat memberikan solusi atas krisis yang sedang kita hadapi. Yang ramai adalah saling menyalahkan dan saling menjatuhkan. Ini tidak lain adalah karena kegelapan mata hati kita. [Prof. Yunasril Ali] BAB III HADIS TENTANG DIPERBOLEHKANNYA SHALAT JAMA’ DALAM KEADAAN MUKIM TANPA BEPERGIAN A. I’tibar Kata al-i`tibar رابتإعلا merupakan masdar dari kata رربببرتتإععات . Menurut bahasa arti al i`tibar adalah “peninjauan terhadap berbagai hal yang dimaksud untuk dapat diketahui sesuatunya yang sejenis.” Menurut istilah ilmu hadis, al- i`tibar berarti menyertakan sanad-sanad yang lain untuk hadis tertentu, yang hadis itu pada bagian sanadnya tampak hanya terdapat seorang periwayat saja, dan dengan menyertakan sanad-sanad yang lain tersebut akan dapat diketahui apakah ada periwayat yang lain meriwayatkan hadis tersebut ataukah tidak. 1 Dengan dilakukannya al-i`tibar, maka akan terlihat dengan jelas seluruh jalur sanad hadis yang diteliti, demikian juga nama-nama periwayatnya, dan metode periwayatan yang digunakan oleh masing-masing periwayat yang bersangkutan. Kegunaan al-i`tibar adalah untuk mengetahui keadaan sanad hadits seluruhnya dilihat dari ada atau tidak adanya pendukung corroboration berupa periwayat yang berstatus muttabi` atau syahid 2 . Untuk memperjelas dan mempermudah proses kegiatan al-i`tibar dari hadis yang penulis teliti, yakni hadis yang berbunyi 1 Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi, Jakarta Bulan Bintang, 1992, hal. 51 2 Ibid., hal 52 44 ريبزلا يبأ نإع كلام يلإع ت ت أرق لاق ييحي نب ييحي انث دح هللا لوسر يلص لاق سابإع نبا نإع ريبج نب ديعس نإع يف اعيمج ءاشعلاو برعملاو اعيمج رصعلاو رهظلا رفس لو فوخ ريغ 3 “Diceritakan dari Yahya bin Yahya , dia berkata telah saya bacakan kepada Malik dari Abi Zubair dari Said bin Jubair dari Ibn Abbas, berkata bahwa Rasulullah saw melakukan shalat dhuhur dan ashar dengan jama’ , dan shalat magrib dan isya’ dengan jama’ tidak dalam keadaan takut dan tidak sedang bepergian “. Atau hadis yang semakna dengan hadis tersebut, menurut pelacakan penulis dari kitab al-Mu`jam al Mufahras Li al-Fazh al Hadis an–Nabawi. Dan juga melalui CD hadis Mausu`ah al-Hadits al-Syarif. 4 Masing-masing diriwayatkan oleh a. Muslim dalam Shahih Muslim, kitab shalat musafirin wa qasruha hadis dan no. 1147 dalam CD Mausu’ah atau dan dalam kitab asli. b. Nasa’i dalam Sunan Nasa’i, kitab mawaqit hadis c. Ahmad bin Hambal dalam Musnad Ahmad, kitab wa min musnad bani hasim bab Bidayah Musnad Abdillah Ibn Abbas hadis dan bab baqi al musnad al sabiq hadis no. 3065 d. Abu Dawud dalam Sunan Abu Dawud, kitab shalat juz II hadis no. 1210,1211,1214 dan melalui CD kitab shalat hadis no. 1024 3Abi Husain Muslim bin Hajjaj, Shahih Muslim, Beirut Darul Fikr, 1992, hal. 315 4 Penelusuran via CD Mausu’ah al-Hadis al-Syarif Nabawi Dari informasi diatas, yang nantinya akan dijadikan kajian utama adalah hadis yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim dengan nomer 49 dan no. 50 . Sementara hadis yang lain dijadikan bahan untuk mengetahui adanya syahid dan muttabi’ nya. Penulis lebih cenderung untuk mengkaji hadis yang dibukukan oleh Imam Muslim dikarenakan Muslim menerapkan syarat-syarat yang lebih ketat terhadap hadis hadis yang dibukukannya. Makanya kitab hasil karyanya disebut Shahih Muslim. Adapun matan dan para perawi dalam kitab Shahih Muslim secara lengkapnya dapat dilihat sebagai berikut Hadits no. 49 نإع ريبزلا يبأ نإع كلام يلإع ت ت أرق لاق ييحي نب ييحي انث دح رهظلا هللا لوسر يلص لاق سابإع نبا نإع ريبج نب ديعس رفسلو فوخ ريغ يف اعيمج ءاشعلاو برعملاو اعيمج رصعلاو 5 “Diceritakan dari Yahya bin Yahya , dia berkata telah saya bacakan kepada Malik dari Abi Zubair dari Said bin Jubair dari Ibn Abbas, berkata bahwa Rasulullah saw melakukan shalat dhuhur dan ashar dengan jama’ , dan shalat magrib dan isya’ dengan jama’ tidak dalam keadaan takut dan tidak sedang bepergian “. Dengan transmisi jalur sanad sebagai berikut Gambar 1 Jalur sanad hadis riwayat Muslim 5Abi Husain Muslim bin Hajjaj, Shahih Muslim, Beirut Darul Fikr, 1992, hal. 315 Rasulullah sw Ibnu Abbas an Said bin Jubair an Abu Zubair an Malik Qara’tu ala Yahya bin Yahya Haddatsana Muslim Dari diagram transmisi hadis di atas dapat diuraikan bahwa Muslim menyandarkan periwayatannya pada Yahya bin Yahya dengan sighat haddatsana, Yahya bin Yahya berkata bahwa “telah dibacakan kepada Malik dari Abi Zubair”, Abi Zubair menyandarkan periwayatannya pada Said bin Jubair dengan sighat an, Said bin Jubair menerima hadis dari Ibn Abbas dengan sighat an, Sedangkan Ibn Abbas melihat langsung ketika Rasulullah melaksanakan shalat jama’ atas indikasi yang tampak, yaitu shala Rasulullah. Untuk kedudukan masing masing perawi pada transmisi sanad hadis di atas lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut Tabel. 1 Sanad hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari yahya bin Yahya Nama perawi Urutan periwayat Urutan sanad Ibn Abbas Periwayat I Sanad V Said bin Jubair Periwayat II Sanad IV Abu Zubair Periwayat III Sanad III Malik Periwayat IV Sanad II Yahya bin yahya Periwayat V Sanad I Muslim Periwayat VI Mukharijul hadits Hadits لاق ريهز نإع اعيمج ملس نوإعو سنوي نب دمحا انث دحو ريبج نب ديعس نإع ريبزلا وبأ انث دح ريهز انث دح سنوي نبا رصعلاو رهظلا هللا لوسر يلص لاق سابإع نبا نإع رفس لو فوخ ريغ يف هنيدملااب اعيمج 6 “Diceritakan dari Ahmad bin Yunus dan Aun bin Salam, keduanya dari Zuhair. Berkata Ibn Yunus diceritakan dari Zuhair diceritakan dari Abu Zubair dari Said bin Jubair dari Ibn Abbas berkata Ibn Abbas” Rasulullah saw melaksanakan shalat dhuhur dan ashar secara jama’ di madinah dalam kota tidak dalam keadaan takut dan tidak sedang bepergian “. Dengan transmisi sanad sebagai berikut Gambar 2 Jalur sanad hadis riwayat Muslim no. 50 Rasulullah saw Ibnu Abbas an Said bin Jubair an Abu Zubair Haddatsana Zuhair 6 Ibid., hal. 315 an Ahmad bin yunus dan Aun bin Salam Haddatsana Muslim Dari diagram transmisi hadis di atas dapat diuraikan bahwa Muslim menyandarkan periwayatan haditsnya pada dua orang perawi sebelumnya yaitu Ahmad bin Yunus dan Aun bin Salam menerima hadis dari Zuhair dengan sighat an, Zuhair menyandarkan periwayatannya pada Abu Zubair dengan sighat haddatsana, Abu Zubair menerima hadis dari Said bin Jubair dengan sighat an, Said bin Jubair menerima hadis dari Ibnu Abbas dengan sighat an, Sedangkan Ibnu Abbas melihat langsung dari Rasulullah atas indikasi yang tampak yaitu Salla Rasulullah. Ibnu Abbas adalah salah seorang perawi yang berada pada tingkatan sahabat makanya dia disebut juga sebagai periwayat pertama. Periwayat kedua diduduki oleh Said bin Jubair dan seterusnya sampai pada periwayat keenam yaitu ditempati oleh Muslim dan sekaligus beliau sebagai mukharijul hadits yang membukukan hadis . Sedangkan dilihat dari urutan sanad perawi yang disandari oleh Muslim disebut sanad pertama yaitu Ahmad bin Yunus dan Aun bin Salam. Sanad kedua diduduki oleh Zuhair dan seterusnya sampai pada sanad kelima yaitu Ibnu Abbas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut Tabel. 2 Sanad hadis yang diriwayatkan oleh Muslim dari Ahmad bin Yunus dan Aun bin Salam Nama perawi Urutan periwayat Urutan sanad Ibnu Abbas Periwayat I Sanad V Said bin Jubair Periwayat II Sanad IV Abu Zubair Periwayat III Sanad III Zuhair Periwayat IV Sanad II Ahmad bin Yunus dan Aun bin Salam Periwayat V Sanad I Muslim Periwayat VI Mukharijul hadis Lambang lambang metode periwayatan yang dapat dicatat dari kutipan riwayat tersebut adalah an, haddatsana. Itu berarti terdapat perbedaan metode periwayatan yang digunakan oleh perawi dalam meriwayatkan hadis tersebut. Dalam pada itu untuk mempermudah pembacaan transmisi sanad pada kedua hadis di atas. Berikut ini skema transmisi keduanya. نع نع نع انثدح ىلع تأرق نع نع . م ص يبنلا سابإع نبا نب ديعس ريبج ريبزلا وبا ريهز كلام نب دمحا سنوي نب نوإع ملس نب ىيحي ىيحي انثدح انثدح Berdasarkan keterangan keterangan yang didapat, penulis tidak menemukan adanya syahid dan muttabi’ pada hadis yang membolehkan jama’ dalam keadaan muqim. Akan tetapi penulis juga menyertakan sanad hadis yang sanada yang terdapat pada kitab hadis yang lain seperti musnad Ahmad,sunan Abi Daud dan sunan Nasa’i. Berikut ini dilampirkan beberapa hadis dari kitab tersebut tetapi penulis hanya membatasi beberapa hadis saja Sunan Abu Daud ريبج نب ديعس نإع ريبزلا يبا نإع كلام نإع يبنعقلا انثدح رهظلا . هللا لسر ىلص لاق سابإع نب هللادبإع نإع لو فوخ يغ يف اعيمج ءاشعلاو برغملاو اعيمج رصعلاو رفس 7 Dengan transmisi sebagai berikut 7 Abu Daud, Sunan Abu Daud, kitab Shalat juz II. Beirut Darul Fikr, hal. 6 ملسم يبنلا سابع نبا نع نع نع نع انثدح Sunan Abi Daud شمإعلا انث , هيواعم وبأ انث , هبيش يبأ نب نامثإع انث دح نبا نإع ريبج نب ديعس نإع تباث يبا نب بيبح نإع نب ديعس ريبج ريبزلا وبا كلام يبنعق دواد وبا رصعلاو رهظلا نيب هللا لوسر عمج . لاق , سابإع رطم لو فوخ ريغ نم هنيدملاب ءاشعلاو برغملاو 8 Dengan transmisi sebagai berikut نإع نإع نإع انث انث انث دح 8 Ibid., hal. 6 هيواعم وبا يبا نب نامثع هبيش دواد وبا شمعلا يبأ نب بيبح تباث نب ديعس ريبج سابع نبا يبنلا . م ص Musnad Ahmad نب ديعس نإع ريبزلا يبا نإع نايفس انثدح قازرلا دبإع انثدح رهظلا نيب . يبنلا عمج لاق سابإع نبا نإع ريبج فوخ لو رفس ريغ يف هنيدملاب رصعلاو 9 Dengan transmisi sebagai berikut نع نع نع 9 Penelusuran via CD, Musnad Ahmad, kitab Wa Min Musnad Bani Hasim, bab Bidayah Musnad Abdillah ibn Abbas, hadis يبنلا . م ص سابع نبا نب ديعس ريبج ريبزلا وبا يبا نايفس انثدح انثدح Musnad Ahmad ىلوم حلاص ينثدح لاق شيق نب دواد نإع ييحي انثدح نيب هللا لوسر عمج لاق سابإع نبا نإع ةمأوتلا رفس لو رطم ريغ يف ءاشعلاو برغملاو رصعلاو رهظلا 10 Dengan transmisi sebagai berikut نإع 10Penelusuran via CD, Musnad Ahmad, kitab Wa Min Musnad Bani Hasim, bab baqi al musnad al sabiq..., hadis دبع قازرلا نب دمحا لبنح يبنلا . م ص نبا سابعلا ىلوم حلاص همأوتلا ينثدح نإع انث دح Sunan Nasa’i ريبج نب ديعس نإع ريبزلا يبا نإع كلام نإع هبيتق انربخا رهظلا . هللا لوسر ىلص لاق سابإع نبا نإع لو فوخ يغ يف اعيمج ءاشعلاو برغملاو اعيمج رصعلاو رفس 11 Dengan transmisi sebagai berikut نع نع نع نع انربخا 11 Penelusuran via CD Sunan Nasa’i, kitab Mawaqit, hadis يبنلا ص . م نبا سابع ديعس نب ريبج وبا ريبزلا كلام هبيتق ىىاسن نب دواد شيق ييحي نب دمحا لبنح Untuk melihat gabungan transmisi transmisi hadis di atas, dapat di lihat dalan diagram berikut ini نع نع نع انثدح نع نع نع ىلع تأرق نع نع انثدح انربخا انثدح انثدح انثدح انثدح B. B. Kritik Sanad

arti kata i tibar